Hot cookies are waiting for you !!

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur.

NO OTHER [FANFICTION] PART 1/4








Title: No Other
Author : Adhira Dhira Bastam ( [] ADB SERIES [])
Genre : Friendship, Romance, Sad
Cast:
Donghae SJ
YoonA Girls Generation
Yesung SJ
Yuri GG
Etc..
Date    : 27/04/13
Happy Reading ^^

PLEASE! DONT BE SILENT READER!!!!!!!!!!!!!!!

 
Seorang gadis SMA masuk ke kamarnya yang besar dan nyaman. Dia membanting pintu kamarnya. Sepertinya dia sedang marah. Dengan masih mengenakan seragam SMA-nya dia merebahkan dirinya di tempat tidur dan menerawang sesuatu. Tak berapa lama kemudian, suara membuyarkan lamunanya.
                “Yoona, kamu kenapa? Kamu sakit?” kata eomma gadis itu.
                “Yoona gwaenchana. Yonna Cuma ingin istirahat, eomma” jawab gadis itu.
                “Baiklah kalau begitu. Eomma, appa, dan oppa-mu akan keluar ke pernikahan rekan kerja. Jika kau pergi, telpon oppa-mu. Arraseo?”
                “Ne, arraseo.” Jawab Yoona malas
                Setalah suara mobil keluarga Yoona menghilang, gadis itu langsung mengambil “sahabat”nya. Segera ia buka teman kecilnya itu. Yoona menganggap laptop sebagai sahabatnya, karena dia selalu menemani Yoona.
                Segera dia pasang modemnya dan mulai jejaring sosialnya. Facebook menjadi sasaran utamanya. Terlihat 10 permintaan pertemanan, 2 message, dan 10 pemberitahuan. Dia buka pemberitahuan terlebih dahulu lalu permintaan pertemananya.
                Ada 1 nama yang membuat Yoona penasaran dan langsung meng-confirm-nya. Nama yang mungkin sangat lucu dan membuat Yoona ingin mengenal lebih dekat. Apalagi dia satu sekolah dengan Yoona.
                “Hai” message seseorang. Setelah yoona lihat, dia adalah namja yang membuatnya penasaran.
                “Hai. Selamat sore” balas Yoona
                “Sore juga. Boleh aku tau kamu bersekolah dimana?” balas namaja bernama ‘Lee Donghae’ itu.
                “Kirin Art Senior High School. Kau?” Yoona tak kalah penasarannya.
                “Benarkah? Aku juga bersekolah di Kirin Art SHS. Ternyata kita satu sekolah, tapi kok tidak saling mengenal ya?”
                “Aku baru 1 semester di Kirin. Kan baru kelas 1. Jadi wajar aku tidak mengenal semua anak yang bersekolah di Kirin”
                “Oh, kelas 1 juga? Wah, aku juga kelas 1. Aku dari kelas 1-3. Kalau kamu?”
                “Aku dari kelas 1-1” balas Yoona
                “Oh, 1-1. Oh, Kenal dengan Key?”
                “KeY? Yah, aku kenal dia. Dia adalah anak yang menjadi BEST NAMJA of Class 1-1.”
                “Iyap. Eh, ngomong-ngomong kita belum kenalan. Namaku Lee Donghae, dari kelas 1-3, Kirin Art SHS”
                “Im Yoon Ah imnida. Kelas 1-1, Kirin Art SHS”
                “Apa aku harus memanggilmu, ImYoon?”
                “Aniya! Panggil aku YoonA”
                “Yoona. Nama yang bagus :)”
                “Ah bisa saja >////< kalau kamu, aku harus memanggil dengan kata apa? Donghae?”
                “Iyap. Panggil saja Donghae. Yoona, bukankah kamu teman Yuri?”
                “Iyaa, aku temannya Yuri. Bukankah Yuri sedang dekat sama namja?”
                “Benarkah? Aku kok tidak tau?”
                “Ah, mungkin gosip kali. Soalnya aku juga dengar dari seseorang”
                “Oh, begitu. Oke, Yoona. Aku off dulu. Anneyong”
                “Anneyong~”

                Tanpa terasa, hari-hari Yoona selalu ia habiskan dengan namja bernama Lee Donghae. Sebenarnya, Yoona sering bertemu Donghae di sekolah, tapi entah kenapa mereka enggan menyapa satu sama lain. Mereka hanya pura-pura sibuk dengan teman mereka.
[No Other]
                “Yoona-ssi!” panggil seorang yeoja dari belakang Yoona.
                “Ah, Yuri! Bogoshipeo..” kata Yoona sambil memeluk sahabatnya.
                “Kau kemana saja? Tidak pernah menemuiku sama sekali” kata Yoona mengawali pembicaraan mereka.
                “Jinjja? Ah, mianhae, Yoona. Akhir-akhir ini kelas 1-2 sering mendapat tugas dan itu menyita waktu istirahat kami. Jeongmal mianhae.”
                “Aish. Gwaenchana. Gimana kalo kita sekarang ke kantin dan kita beli Kimchi, hum?”
                “Ide bagus. Ayo!” tarik Yuri. Yoona hanya tersenyum melihat tingkah sahabatnya ini.
                Dua sahabat ini akhirnya pergi ke kantin. Ternyata, mereka bertemu Donghae dan teman-temannya.
                “Donghae, lihat! Ada siapa itu” goda Eunhyuk, salah satu teman Donghae.
                “Apa an sih!” kata Donghae sambil berlalu.
                “Eh, Yuri nanti nangis loh kamu tinggal sendirian” goda Kyuhyun.
                “Apa an sih, Kyu!” bentak Donghae lagi.
                “Yuri, Donghae jadi galak lagi, lho!” canda Leeteuk.
                “Hyung! Aish, Jinjja!” Donghae segera berlari menuju kelasnya. Teman-temannya hanya tertawa karena merasa berhasil menggoda Donghae.
                Yoona hanya tertawa melihat mereka. Yoona tidak melihat bahwa wajah Yuri memerah. Dia baru menyadari ketika Yuri mengangkat kepalanya.
                “Yuri, kenapa wajhmu memerah?” tanya Yoona.
                “Ah, Jinjja? Aish, mungkin hanya alergi” elak Yuri.
                “Apa jangan-jangan gara-gara Donghae?” tanya Yoona bercanda.
                “Bisa dibilang” kata Yuri sambil meniup kimchi-nya yang masih panas.
                “Jadian nih? Udah berapa lama?” tanya Yoona lagi
                “baru saja kok. 1 Minggu.” Kata Yuri sambil malu-malu. Wajahnya makin merah padam.
                “Kalau begitu, kau harus membayar Kimchi ini. Hitung-hitung pajak jadian” kata Yoona sambil tersenyum evil
                “Aish, apa an sih Yoona. Baiklah, untuk kali ini saja, ya.” Kata Yuri sambil tersenyum.
                “Asyik. Gomawo, Yuri” kata Yoona.
                “Okee” balas Yuri
[No Other]
                “Yuri, boleh tidak aku meminjam laptop-mu untuk membuka Fbku?” tanya Yoona.
                “Boleh, dia atas meja belajar” jawab Yuri tanpa mengalihkan pandangannya dari buku dengan judul FISIKA. Yuri memang menyukai pelajaran Fisika.
                “Gomawo, Yuri” ujar Yoona sambil berlalu ke meja belajar Yuri. Sekarang dia berada di rumah Yuri, karena keluarga Yoona pergi ke Indonesia urusan bisnis. Karena Yoona tidak bisa memasak – bukan tidak bisa memasak, tapi hanya bisa memasak makanan instan yang tak sehat bagi tubuh – dia akhirnya dititipkan di rumah Yuri yang merupakan keluarga dekat dari keluarga Yoona.
                Yoona mulai asyik dengan facebooknya. Suara keyboard ditekan tak mengganggu Yuri untuk terus membaca buku kesayangannya itu. Saat Yuri mulai ingin berganti baju, dia melewati Yoona. Dan betapa terkejutnya dia ketika melihat Yoona sedang berbalas pesan dengan namjachingunya sendiri.
Yuri langsung masuk kamar mandi. Yuri langsung menangis, tak menyangka bahwa sahabatnya setega itu. Dia menangis, menyandarkan tubuhnya pada pintu kamar mandinya. Perlahan, tubuhnya merosot dan akhirnya dia terduduk. Dia menangis sendiri.
[No Other]
                “Yuri, wae? Kau berada di kamar mandi lama sekali. Lihat, matamu, sembab sekali. Kau habis menangis? Gwaenchana?” tanya Yoona ketika Yuri keluar dari kamar mandi.
                “Gwaenchana, Yoona. Hanya tadi ada debu masuk, lalu aku mengeluarkan air mata karena rasanya pedih sekali” jawab Yuri berbohong.
                “Jinjja?” Yoona kelihatan tak percaya
                “Ne, jinjja. I Swear” jawab Yuri.
                “Aish, untunglah, aku pikir kau kenapa-kenapa”
                “Tidak, aku tidak apa-apa. Yoona, bolehkah aku meminjam facebookmu sebentar?”
                “Ah, ne. Tidak apa. Aku mau tidur dulu. Aku sudah tidak kuat. Anneyong, Yuri”
                “Anneyong, Yoona”
                Yuri langsung membuka percakapan antara Yoona dan namjachingunya. Meski mereka hanya seperti teman, tetap saja Yuri cemburu. Tapi, dia tidak tega melukai sahabatnya itu. Yuri tetap positive thinking.
                “Yuri, mereka hanya teman. Chingu. Namjachingu-ku tidak akan berbuat seperti itu. Positive thinking” kata Yuri pada dirinya sendiri.
                “Yuri, apa kau sudah tidur?” kata wanita separuh baya sambil membuka pintu kamar dengan hati-hati.
                “Aniya, eomma. Aku masih mengerjakan tugas” kata Yuri sambil tersenyum.
                “Appa dan eomma akan membicarakan sesuatu dengan dirimu. Keluarlah sebentar” suruh wanita itu.
                “Ne, sebentar. Aku mematikan laptop dulu, eomma. Eomma duluan saja” balas Yuri sambil tersenyum pada eomma-nya.
                “Baiklah. Eomma turun dulu”
                Yuri segera mematikan laptop tersebut. Saat Yuri hendak turun, suara Yoona membuatnya tertahan.
                “Yuri, kau mau kemana?” tanya Yoona
                “Aku dipanggil eomma dan appa sebentar. Kau tidur saja” balas Yuri
                “Jinjja? Gwaenchana?” tanya Yoona lagi
                “Gwaenchana. Tidurlah, kau kelihatan capek” kata Yuri sambil mengelus-elus rambut Yoona
                “Ne. Gomawo”
                “Cheonma”
[No Other]
                “Eomma, aku tidak ingin pergi kesana. Bagaimana sekolahku?” kata Yuri sambil setengah berteriak. Dan itu membuat Yoona terbangun.
                Yoona yang terbangun mencoba mencari tau apa yang terjadi. Jadi dia menguping di pinggir pintu kamar. Yoona bisa mendengar percakapan mereka dengan jelas.
                “Waeyo, Yuri? Apa kau mau ditinggal disini seumur hidup? Kemungkinan kita tidak akan pernah lagi kembali” kata Eomma Yuri mencoba meyakinkan putrinya.
                “Lalu, kau disini tinggal dengan siapa? Kau tau kau kan anak tunggal, bagaimana jika sendirian? Tentu appa dan eomma akan memaksamu ikut!” bentak appa Yuri.
                “Appa, dari kecil aku sudah berada disini, kenapa aku harus pergi ke negeri tetangga? Dan kenapa juga harus Paris? Hah?!” jerit Yuri.
                Apa? Yuri akan pergi ke Paris? Selamanya? Berarti, ia tidak akan pernah bertemu dengan sahabatnya itu lagi. Kenapa harus Paris? Tanpa disadari Yoona, air matanya membasahi pipinya. Dia tidak ingin Yuri tidak berada lagi disisinya.
                “Yuri, dengarkan appa dan eomma. Kami juga tidak ingin pergi. Tapi, halmeonni menyuruh kita disana. Disana tidak ada orang yang dia kenal. Apa kau mau, halmeonni akan meninggal disana tanpa ada yang mengakui saudara? Kau tega melakukan itu?” kata Eomma Yuri mencoba meyakinkan putrinya.
                “Eomma, appa..” terdengar suara serak Yuri. Tentu Yuri sedang menangis, karena suara Yuri biasanya sangat indah. Terdengar suara tangisan beberapa kali di sela-sela suara serak Yuri.
                “Jadi, bagaimana Yuri? Kau mau ikut ‘kan?” harap Eomma Yuri
                “Kapan kita berangkat, Eomma?” tanya Yuri diselingi suara tangisannya.
                “Lusa” jawab Appa Yuri dengan singkat
                “MWO? Lusa! Appa benar-benar keterlaluan!” bentak Yuri lalu meninggalkan ruang keluarga menuju kamarnya. Yoona hanya terduduk di pinggir tempat tidurnya.
                Saat Yuri masuk, dia terisak. Yuri menangis sambil menuju sebelah Yoona untuk duduk. Yoona juga menangis. Tentu saja, dia akan sangat kehilangan sahabatnya itu.
                “Yuri..” Yoona mencoba memulai pembicaraan.
                “Yoona, kau sudah mendengar semua kan? Ya, aku akan ke Paris, lusa. Besok aku akan berpamitan dengan Donghae oppa” Yuri mulai terbuka dengan masalah yang baru saja menimpanya.
                “Yoona, aku pasti akan berkunjung lagi ke Seoul. Aku akan mengunjungimu. Jangan takut tidak akan pernah menemuiku lagi. Kita pasti bertemu lagi, Yoona. Aku percaya itu” lanjut Yuri sambil mengambil tangan Yoona.
                “Kita pasti akan bertemu lagi. Aku percaya” jawab Yoona sambil memeluk sahabatnya itu.
[No Other]
                “Yoona! Sini!” panggil Yuri saat Yoona tiba di bandara. Yap, hari ini adalah hari Yuri berangkat ke Paris.
                “Aish, mianhae. Aku agak telat. Jalannya macet” kata Yoona
                “Gwaenchana” jawab Yuri
                “Yoona, kau tau apa yang terjadi kemarin? Aku dan Donghae oppa putus” jawab Yuri dengan senyum.
                “Mwo? Wae? Oppa, michyeosseo!” bentak Yoona pada Donghae.
                “Kau belum mendengar alasannya, Yoona-ssi. Dengarkanlah dulu. Marah-marah pada seseorang tanpa mengerti alasannya sangatlah tidak sopan” kata Donghae pada Yoona.
                “MWO? Apa kau bilang?!” balas Yoona
                “Sudah, sudah. Yoona, ini adalah teman chatmu, Lee Donghae. Yoona, aku ingin kau dan Donghae berpacaran. Agar kalian saling melindungi. Dan pada saat aku kembali ke Seoul, aku ingin melihat kalian dengan keadaan yang sama” jelas Yuri.
                “Bukankah oppa menyukai Yoona?” tanya Yuri pada Donghae.
                “ne. Walaupun sedikit” jawab Donghae sambil tersenyum pada Yuri. “Yoona-ssi itu baik” kata Donghae sambil mengacak-acak rambut Yoona
                “Aku harap kalian beneran jadian” kata Yuri pada mereka berdua.
                “Donghae itu baik,” kata Yoona “dan kocak.” Lanjut Yoona
                “Baiklah, aku akan meningggalkan kalian. Jangan lupa pesanku, saling menjaga” peluk Yuri pada Yoona dan Donghae bergantian.
                “Yuri, jaga baik-baik dirimu” Yoona berpesan pada sahabatnya itu
                “Arraseo” kata Yuri sambil memeluk Yoona lagi
                “Aku pergi..” kata Yuri sambil berlalu.
                “Bye, Yuri..” kata Donghae dan Yoona sambil melambaikan tangan.
                Setelah pesawat lepas landas, mereka baru meninggalkan Airport. Saat itu hari sudah malam, dan Yoona baelum sempat makan.
                “Yoona, mau makan dulu?” tanya Donghae
                “Aish, ani. Aku akan pulang dulu, Donghae” ucap Yoona. “Bye” lanjut Yoona sambil menyebrang. Tanpa disadari Yoona, ada mobil akan menabrak Yoona. Donghae yang sebetulnya sudah tau, bingung mau mengambil inisiatif apa.
                “AWAS!” teriak seorang namja. Namja ini langsung memeluk Yoona dan menjatuhkan dirinya bersama Yoona di seberang jalan. Sedangkan Donghae hanya terbelalak.
                “KYAA!” teriak Yoona ketika dia terjatuh bersama namja ini.
                “Aduh, sakit” rintih Yoona ketika melihat siku dan lututnya lecet.
                “Gwaenchana? Aduh, makanya kalo menyebrang lihat-lihat, noona” kata namja itu sambil melihat lutut Yoona
                “Aish, naega.. Gwaenchana” ucap Yoona sambil berusaha berdiri. Yoona mencoba melihat wajah Namja yang telah menyelamatkan nyawanya itu.
                “Yoona-ssi?” tanya namja itu pada Yoona.
                “Kau.... Yesung?” tanya Yoona.
                “Yoona-ssi, Gwaenchana? Aish, lututmu lecet!” tanya Donghae khawatir.
                “Ini.... jinjja? Yesung?” tanya Yoona pada namja ini tak percaya. Donghae pun tak digubrisnya.
                “Yoona-ssi! Bogoshipo!” ucap namja bernama Yesung sambil memeluk Yoona.
                “Ah, Yesung! Bogoshipo!” kata Yoona sambil melompat-lompat.
                “Yoona-ssi?” ulang Donghae.
                “Ah, mianhae, Donghae. Donghae, ini teman lamaku, Yesung. Yesung, ini sahabatku, Donghae” kata Yoona memperkenalkan mereka.
                “Senang beretmu denganmu” kata mereka bersamaan sambil berjabat tangan.
                “Yoona, tidak seharusnya kau memanggilku Yesung. Aku ini lebih tua dariimu. Harusnya kau panggil Oppa” nasehat Yesung pada Yoona
                “Arraseo. Donghae, bagaimana kalau kita bertiga makan bersama?” usul Yoona
                “Tidak usah, aku akan pulang dulu. Anneyong!” pamit Donghae buru-buru.
                “Em, Annyeong” balas Yoona
[No Other]
                Donghae’s POV
                “AAAHH!!!” teriakku di kamarku. Aku frustasi. Mengapa saat Yoona dalam bahaya, bukan aku yang menolongnya? Kenapa harus orang itu? Siapa namanya? Yesung? Yoona, seharusnya kau mengerti perasaanku. Aku menyukaimu, Yoona. Kenapa kau tidak tau? Apa aku kurang baik terhadapmu, Yoona? Ah, Yoona, noemu joahae.
keu nuga nuga mworaedo naneun sangwan obdago
Keu nuga nuga yokhaedo nomanbarabun dago

                Hapeku mulai bernyanyi. Ah, ada SMS. Em, Nugu?
“Donghae, gwaenchana? Tadi kenapa kau terburu-buru” isi SMS yang berasal dari Yoona.
“Gwaenchana, Yoona. Aku hanya capek” balasku berbohong
“Oh. Apa besok kau ada waktu? Aku butuh bantuanmu” balas Yoona
“Ne, waeyo?”
“Ah, besok aku ingin ke mall. Bisa kan? Jeball”
“Ne, arraseo. Good night, Yoona”
“Good night”

Yoona, tidurlah yang nyenyak. Bogoshipo. Jeongmal saranghae

[No Other]

Author’s POV

Yoona melangkahkan kakinya keluar rumahnya. Dia berjalan dengan riang. Tiba-tiba Yoona dikagetkan dengan suara mobil yang tiba-tiba berada di depannya.
“Yoona, ayo masuk” kata seorang namja dari dalam mobil
“Ah, Yesung Oppa! Kenapa kau menjemputku?” kata Yoona sambil membuka pintu.
“Sekolahku sama denganmu, hanya saja aku kelas 1-3. Kajja, nanti kita terlambat” ajak Yesung
“Arraseo” kata Yoona sambil masuk ke dalam mobil.
Tanpa disadari Yoona, Donghae sudah datang menjemput Yoona dengan motor sporty-nya. Hanya saja, Donghae keduluan sama Yesung. Ketika Yoona masuk ke dalam mobil Yesung, Donghae yang tersenyum ceria tiba-tiba senyumnya luntur ketika melihat itu. Sungguh Donghae tidak rela Yoona pergi dengan Yesung.
Yoona, mengapa kau memilih dia? Apa kau tidak bisa melihat ketulusanku? Yoona, apa kau tidak tau aku mencintaimu? Apa kau tidak bisa melihat jerih payahku untuk menjemputmu? Ah, Yoona. Aku sudah gila karenamu! – Donghae

Saat disekolah, Donghae dikejutkan dengan kedatangan Yesung. Donghae tidak tau Yesung akan sekelas dengannya. Bahkan, duduk disebelahnya.
“KENAPA KAU DUDUK DISEBELAHKU?!” kata Donghae membentak Yesung
“Simple saja. Karena satu-satunya bangku kosong hanya disebelah bangkumu, Donghae” ucap Yesung santai
“Yesung, jangan berani-berani duduk disebelahku!” bentak Donghae
“Lalu aku harus duduk dimana, HAH!” balas Minho dengan setengah membentak, “Jangan membuatku marah di pagi hari”
“Minho, ku hajar kau!” bentak Donghae
“Hei, kenapa kalian bertengkar? Lihat, banyak anak dari kelas lain melihat. Apa kalian tidak malu? Jika Yoona mengetahui ini, apa kalian tidak malu, HAH!” nasehat Leeteuk, leader di kelas 1-3.
“Ah, Mianhae, hyung” ucap Donghae pada Leeteuk.
“Aku tidak perlu meminta maaf. Karena aku tidak bersalah” ucap Yesung santai.
“MWO? Kau tidak mau mengucapkan MAAF? Aish, JINJJA!” ucap Donghae
“sudahlah, Donghae. Itu tidak masalah. Yang penting kalian akur” kata Leeteuk
“Baiklah” ucap Donghae
[No Other]
“Oppa!” panggil seorang yeoja pada Yesung.
“Yoona? Waeyo?” tanya Yesung pada yeoja itu
“Oppa, oppa. Aku lapar. Ayo makan bersama di kantin” pinta Yoona
“Hum? Ne, Ne. Ayo” kata Yesung
“Asyik. Gomawo oppa :*” kata Yoona
“Apa sih yang nggak buat kamu?” tanya Yesung pada Yoona
“ah, Oppa. Kau membuat wajahku memerah” kata Yoona pada Yesung saat di perjalanan menuju kantin.
“Jinjja? Mau ditambah?” kata Yesung sambil tersenyum Evil
“Aniya! Kau sudah membuatku gugup, oppa”
“Mwo? Gugup? Orang secantik kamu bisa gugup? Jinjja?”
“Stop oppa. Kau membuatku deg-deg an”
“Yoona, aku menyukaimu,” ucap Yesung pada Yoona
“Oppa, hentikan gurauanmu. Sungguh tidak lucu oppa”
“Jinjja. Yoona, Saranghae. Maukah kau jadi pacarku?” kata Yesung sambil berlutut di depan Yoona. Sontak membuat seluruh murid yang melihat berkumpul.
“Oppa, kau tidak harus bercanda sampai sejauh ini” ucap Yoona pada Yesung dengan menunduk.
“Bercanda? Aniya, Yoona. Aku suka kamu. Jinjja” kata Yesung sambil mengambil tangan Yoona dan mengecup tangannya.
“Oppa..” ucap Yoona gugup.
[No Other]
“Ini enak, bukan?” tanya seorang namja pada teman namjanya.
“Ne, ini sangat enak, Donghae” jawab namja itu pada temannya yang bertanya. Sesekali sambil memakan cemilan di tangannya.
“Tentu dong. Ini kan cemilan terenak disini, hyukkie!” kata Donghae pada temannya.
“Arraseo, Donghae” ucap Namja itu.
“Hei! Cepat merapat! Yoona sedang ditembak” ucap seorang Yeoja dari segerombolan orang.
“Jinjja? Ditembak siapa?” ucap dua orang yeoja dibelakang Donghae dan Eunhyuk.
“Kajja! Kajja!” ucap yeoja satunya lagi.
“Mwo? Yoona?” tanya Donghae bingung pada Eunhyuk.
“Kajja, Donghae!” tarik Eunhyuk pada Donghae untuk segera melihat apa yang terjadi.
“Terima! Terima!” begitulah suara gerombolan yang melingkari Yoona dan Yesung. Yoona belum memberikan jawaban apa-apa.
Donghae dan Eunhyuk segera ke barisan paling depan. Betapa kagetnya Donghae, yeoja yang ia sukai sedang ditembak oleh orang yang baru ia kenal. Tanpa berkata apa-apa lagi, Donghae segera meninggalkan tempat itu dan berlari kecil menuju lorong parkiran. Eunhyuk yang melihat kejadian itu langsung menyusul sahabatnya itu.
“AAAAAAARRRRRRGGGHHH!!” Teriak Donghae frustasi di lorongnya.
“Donghae?” ucap Eunhyuk hati-hati.
“Donghae, gwaenchanayo?” tanya Eunhyuk hati-hati.
“Mana mungkin aku baik-baik saja, HAH! YEOJA YANG KUSUKAI DITEMBAK OLEH ORANG LAIN!” Teriak Donghae menggema.
“Donghae! Dengarkan aku!” ucap Eunhyuk pada Donghae.
“APA LAGI! Aku sudah ingin MATI!” teriak Donghae lagi.
“Donghae! Mungkin saja Yesung itu Pembohong! Jika benar, kau masih ada kesempatan merebut Yoona! Donghae, apa ini temanku? Kau bukan temanku jika mudah putus asa!!!” Kata Eunhyuk sambil mencengkram kerah Donghae.
Donghae diam untuk sesaat, memikirkan apa yang diucapkan Eunhyuk
“Hyukkie, kau benar. Aku tidak boleh putus asa” ucap Donghae. Ucapan donghae ini membuat Eunhyuk melepaskan cengkramannya dari kerah Donghae.
“Aku akan mendapatkan cintamu, Yoona..”_ Donghae
[No Other]
TIT TIT CKREK... BLAM!
Suara mobil ketika Yoona keluar dari dalam mobil. Segera dia berlari kecil menuju kursi kedua dan mengeluarkan banyak belanjaan dari dalam mobil. Sepertinya Yoona habis shopping.
“Sudah semua?” ucap namja dari dalam mobil lalu keluar menemui Yoona.
“em, kurasa sudah semua” ucap Yoona pada Namja itu.
“Jinjja?” ucap namja itu meyakinkan Yoona.
“ne, oppa” kata Yoona pada namja itu
“Aish, sudah kubilang jangan panggil aku dengan sebutan ‘Oppa’ saja, tapi Yesung oppa. Arraseo?” ucap namja itu pada Yoona
“Arraseo” jawab Yoona pada Yesung “akan kuturuti, namjachingu-ku” lanjut Yoona
“Ahaha. Bisa saja kau ini” kata Yesung sambil mengacak-acak rambut Yoona.
“Bisakah aku pulang dulu? Appa mencariku dari tadi. Anneyong!” ucap Yesung pada Yoona.
Sudah seminggu Yoona dan Yesung berpacaran. Ya, Yoona menerima Yesung. Dan itu membuat Donghae cukup galau.
“Anneyong, namjachingu-ku!” ucap Yoona sambil tersenyum mengembang pada Yesung.
BRRM BRRM. Suara mobil meninggalkan halaman rumah mewah Yoona. Yoona melambai-labaikan tangannya sampai mobil itu sudah tidak terlihat.
“Nah, sekarang, bagaimana caranya aku memindahkan semua belanjaanku ini ke dalam rumah?” tanya Yoona pada dirinya sendiri.
Yoona mulai membawa semua belanjaannya ke dalam rumahnya. Tanpa disadari, high heels-nya melenceng dan membuat Yoona tidak bisa menjaga keseimbangan.
“KYAA!” Teriak Yoona ketika ia tidak seimbang. Sontak, Yoona menutup mata tidka bisa membayangkan dirinya jatuh.
BRUK BRUK BRUK. Suara barang-barang Yoona yang jatuh. Tapi mengapa dirinya tidak merasa sakit? Ia mulai sedikit demi sedikit membuka matanya. Tampak seorang namja tampan dengan rambut pirang. Namja ini menahan tubuh Yoona yang nyaris jatuh di tanah. Segera namja ini membantu Yoona kembali berdiri.
“Yoona, gwaenchana?” ucap namja itu pada Yoona
“Ne, Gwaenchana. Donghae” kata Yoona “Gomawo, Donghae” lanjut Yoona
“Lain kali hati-hati, Yoona” nasehat Donghae
“Ne, arraseo” jawab Yoona
“Mau ku bantu?” tawar Donghae
“Ah, Ne”
Donghae membatu Yoona membawa belanjaannya sampai ke dalam rumah. Yoona sangat berterimakasih dengan Donghae. Yoona lalu menawari Donghae untuk makan malam bersamanya.
“Donghae, mau makan bulgogi bersamaku?” tawar Yoona
“Wah, tentu saja mau. Biarkan aku yang mengiris daging sapinya” ucap Donghae
“Ne. Ayo, ikut aku ke dapur,” ajak Yoona. “kebetulan oppa, eomma dan appa sedang berada di Paris” lanjut Yoona.
“Kau buat ssamjang-nya sedangkan aku mengiris danging sapi” kata Donghae sambil mengambil daging sapi dalam kulkas.
Yoona segera memotong-motong bahan yang akan dimasukkan ke dalam bulgogi. Menurutnya, sangatlah tiadk nyaman memasak dengan rambut terurai, jadi dia mengikat rambutnya. Sekali ia melihat Donghae yang masih membersihkan daging di keran air.
“Kurasa ini sudah bersih” kata Donghae lalu bergegas menuju samping Yoona untuk memotong daging sapi.
Yoona mulai serius lagi dalam memotong sayur-sayurnya. Tapi, konsentrasinya hilang ketika mendengar suara nafas Donghae. Yoona lalu melihat namja yang berada di sebelahnya ini. Entah mengapa, Yoona terpikat oleh sosok Donghae. Tanpa Yoona sadari, dia tidak memperhatikan apa yang dia potong.
“AIGOO!!” Teriak Yoona ketika rasa panas melanda jarinya. Jarinya teriris pisau.
“Ya! Kenapa kau ini? Gwaenchana?” ujar Donghae menarik Yoona menuju keran air dan membiarkan air mengalir menghapus darah yang keluar dari jari Yoona.
Yoona diam seribu bahasa. Yoona merasakan wajahnya memerah. Hatinya dag-dig-dug tak karuan. Yoona merasakan sepertinya jantungnya mau copot. Bagaimana tidak, Donghae memeluknya dari belakang sambil memegang tangannya yang masih disirami oleh air keran.
BRAK!
“Apa mau-mu mendekati Yoona, HAH!”
 [No Other]



To Be Continued..

penasaran kan apa lanjutannya? baru aku upload minggu depan ya :p salam SONELF